menurid1dropdown
Kamis, 04 Juli 2019
Selasa, 23 April 2019
hadits keutamaan bersyukur
Shuhaib
bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه
خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن
أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
“Alangkah
mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa)
kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia
mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya,
dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan
baginya”[1].
Hadits
yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersyukur di saat senang dan
bersabar di saat susah, bahkan kedua sifat inilah yang merupakan penyempurna
keimanan seorang hamba. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Iman itu terbagi menjadi
dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah)
syukur”[2].
Dalam
Al-Qur’an, Allah memuji secara khusus hamba-hamba-Nya yang memiliki dua sifat
ini sebagai orang-orang yang bisa mengambil pelajaran ketika menyaksikan
tanda-tanda kemahakuasaan Allah. Allah berfirman:
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ
صَبَّارٍ شَكُورٍ
“Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemehakuasaan Allah)
bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).
Beberapa
faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:
- Imam
Ibnul Qayyim berkata: “(Hadits di atas menunjukkan bahwa)
tingkatan-tingkatan iman seluruhnya (berkisar) antara sabar dan
syukur”[3].
- Kehidupan
seorang mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah, baik
dalam kondisi yang terlihat membuatnya senang ataupun susah.
- Seorang
hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada Allah ketika
senang dan bersabar ketika susah, maka dalam semua keadaan dia senantiasa
ridha kepada Allah dalam segala ketentuan takdir-Nya, sehingga kesusahan
dan musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat dan anugerah baginya.
- Orang
yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah,
sehinnga semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena
ketidaksabaran dan ketidakridhaannya terhadap ketentuan takdir Allah,
serta di akhirat mendapat siksa neraka.
- Keutamaan
dan kebaikan dalam semua keadaan hanya akan diraih oleh orang-orang yang
sempurna imannya[4].
- Rukun
sabar ada tiga yaitu: menahan diri dari sikap murka terhadap segala
ketentuan Allah I, menahan lisan dari keluh kesah, dan menahan anggota
badan dari perbuatan yang dilarang (Allah), seperti menampar wajah (ketika
terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya[5].
- Rukun
syukur juga ada tiga:
- mengakui
dalam hati bahwa semua nikmat itu dari Allah Ta’ala,
- menyebut-nyebut
semua nikmat tersebut secara lahir (dengan memuji Allah dan
memperlihatkan bekas-bekas nikmat tersebut dalm rangkan
mensyukurinya),
- menggunakan
nikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah[6].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد
وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Catatan
Kaki
[1] HSR
Muslim (no. 2999).
[2] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “’Uddatush shaabiriin” (hal. 88).
[3] Kitab “Thariiqul hijratain” (hal. 399).
[4] Keempat faidah di atas kami nukil dari kitab “Bahjatun naazhiriin” (1/82-83).
[5] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilish shayyib” (hal. 11).
[6] Ibi
[2] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “’Uddatush shaabiriin” (hal. 88).
[3] Kitab “Thariiqul hijratain” (hal. 399).
[4] Keempat faidah di atas kami nukil dari kitab “Bahjatun naazhiriin” (1/82-83).
[5] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilish shayyib” (hal. 11).
[6] Ibi
Langganan:
Postingan (Atom)